membuat tungku asap ikan

Toko Nunukan
0

Cara Membuat Tungku Asap Untuk Pengasapan Ikan
Model Pengasapan ini Pernah di buat dan di pakai untuk Usaha Di Nunukan kalimantan utara

Sistem pengasapan ikan bisa sangat bervariasi, mulai dari yang tradisional dan sederhana hingga yang modern dan otomatis. Berikut adalah panduan umum untuk sistem pengasapan ikan, dengan fokus pada alat pengasapan sederhana tipe lemari/kabinet yang umum digunakan:

I. Konsep Dasar Sistem Pengasapan

Tujuan utama pengasapan adalah untuk mengawetkan ikan, memberikan rasa dan aroma khas, serta menghasilkan warna yang menarik. Ada dua metode utama:

  1. Pengasapan Dingin: Suhu rendah ($18^\circ$ - $30^\circ$C), proses lama (beberapa hari), bertujuan utama untuk mengawetkan.

  2. Pengasapan Panas: Suhu tinggi ($60^\circ$ - $90^\circ$C, bahkan bisa sampai $150^\circ$C), proses lebih cepat (beberapa jam), menghasilkan ikan yang matang dan bisa langsung dikonsumsi. Sistem kabinet/lemari seringkali menggunakan pengasapan panas atau semi-panas.

II. Komponen Utama Alat Pengasapan Ikan Tipe Lemari Sederhana

Alat ini umumnya terdiri dari tiga bagian utama:

  1. Ruang Pembakaran (Tungku Asap):

    • Tempat membakar bahan bakar (serbuk gergaji, tempurung kelapa, kayu keras yang tidak bergetah, dll.) untuk menghasilkan asap dan panas.

    • Biasanya terbuat dari drum oli bekas yang dibelah atau besi plat.

    • Memiliki lubang masuk udara (ventilasi) untuk menjaga bara api.

    • Perlu diposisikan sedemikian rupa agar asap bisa naik ke ruang pengasapan.

  2. Ruang Pengasapan (Kabinet/Lemari):

    • Tempat ikan digantung atau diletakkan di rak.

    • Berbentuk kotak atau lemari tertutup (bisa dari kerangka kayu berbingkai seng, stainless steel, atau drum utuh).

    • Dilengkapi gantungan ikan atau rak/para-para (biasanya dari kawat, bambu, atau rotan) untuk menampung ikan.

    • Perlu ada jarak antara sumber panas/asap dengan ikan (sekitar 40 cm atau lebih) agar ikan tidak gosong.

    • Memiliki pintu untuk memasukkan dan mengeluarkan ikan.

  3. Pengatur Asap dan Panas:

    • Penyebar Asap: Biasanya berupa plat logam berlubang yang diletakkan di antara ruang pembakaran dan ruang pengasapan, fungsinya untuk meratakan asap.

    • Cerobong Asap (Outlet): Lubang kecil di bagian atas ruang pengasapan untuk mengeluarkan asap berlebih dan uap air. Ini membantu mengatur sirkulasi dan kelembaban.

    • Termometer (Opsional tapi Disarankan): Untuk mengontrol suhu pengasapan agar tetap stabil (misalnya $80^\circ$C - $90^\circ$C untuk pengasapan panas).

III. Tahapan Proses Pengasapan Ikan

Sebelum masuk ke alat, ikan harus dipersiapkan:

  1. Pemilihan dan Pembersihan Ikan: Pilih ikan segar, bersihkan isi perut, insang, dan sisik.

  2. Penggaraman: Rendam ikan dalam larutan garam ($10\% - 20\%$ w/v) selama $3 - 6$ jam atau sesuai selera. Penggaraman membantu pengawetan.

  3. Pencucian dan Penirisan/Pengeringan Awal: Cuci ikan hingga bersih dan tiriskan atau keringkan di tempat terbuka (tapi tidak di bawah sinar matahari langsung) hingga air larutan garam menetes habis atau permukaan ikan agak kering. Ini penting agar hasil pengasapan lebih maksimal.

  4. Penataan Ikan: Gantung ikan atau tata di atas rak pengasapan. Pastikan ikan tidak saling bersentuhan agar pengasapan merata.

  5. Pengasapan:

    • Nyalakan api di ruang pembakaran dengan bahan bakar yang dipilih.

    • Setelah asap yang diinginkan (asap tebal, bukan bara api yang terlalu besar) terbentuk, masukkan ikan ke ruang pengasapan.

    • Tutup pintu lemari.

    • Jaga suhu dan amati proses. Untuk pengasapan panas, waktu bisa $2 - 6$ jam, tergantung ukuran ikan dan suhu yang digunakan.

    • Kontrol: Sesekali periksa kondisi ikan dan pastikan suhu stabil. Jika menggunakan alat sederhana tanpa kontrol otomatis, seringkali perlu membolak-balik ikan atau memindahkan posisi agar matang merata.

  6. Pendinginan: Setelah selesai, keluarkan ikan dan dinginkan di tempat yang bersih (gantung atau letakkan di rak) sebelum dikemas.

IV. Tips Tambahan

  • Bahan Bakar: Kayu yang disarankan adalah yang tidak bergetah banyak, seperti kayu rambutan, kayu asam, tempurung kelapa, atau serbuk gergaji kayu keras. Hindari kayu yang mengandung resin tinggi (seperti pinus) karena bisa memberikan rasa pahit.

  • Sirkulasi Udara: Kunci keberhasilan adalah sirkulasi asap dan panas yang baik. Pastikan ada lubang udara masuk di bawah (dekat tungku) dan lubang keluar di atas (cerobong) untuk sirkulasi optimal.

  • Keamanan Pangan: Pastikan bahan yang digunakan untuk membuat alat pengasapan aman dan food grade (misalnya stainless steel untuk rak/gantungan, hindari cat atau bahan kimia yang bisa mengkontaminasi ikan).

Anda bisa mencari di internet dengan kata kunci seperti "cara membuat alat pengasapan ikan dari drum" atau "desain alat pengasapan ikan sederhana" untuk melihat contoh gambar dan skema detail pembuatannya.




Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)